Raditya Dika - Kambing Jantan & Marmut Merah Jambu

Ceritanya hari senin habis pulang sekolah tuh pasti seneng banget karena pada libur besoknya / hari ini waisak tepatnya. *Selamat Hari Waisak bagi yang merayakan*. Okeeh, jadi senin malemnya gue iseng" ngeliat youtube nya bang radit dari stand up comedy, sampe film" nya walaupun udah pernah denger namanya dari lama... Bang Radit nih terkenal atas julukan Pakar Cinta, tapi agak ngasal... namun, bagi gue itu justru yang part of entertain nya...

Dari artikel ini, ada 3 hal yang pengen gue bahas. Yang pertama, Film nya berjudul "Kambing Jantan". Yang kedua, Film Bang Radit berjudul "Marmut Merah Jambu", dan yang terakhir konklusi dari semua yang gua nonton di youtube dari bang radit (The Comment show, Sarah Sechan, Standup Indo, Channel bang radit sendiri)... Kok gue bisa segencar itu ngulik" film dan videonya 2 hari ini... HAHAHA, mungkin karena jreng jreng....


First, *mumpung besok Ulum bhsa inggris* gue nonton Kambing Jantan habis nonton beberapa vid youtube bang radit, beberapa hal yang bisa gue cerna dari buku pertama dan film pertama dari dia adalah ini adalah ketidaksengajaan... Jadi, dari semua diary blog yang dia buat, sampe dia bisa nerbitin buku lewat Gagas Utama, itu bukan tujuan awal dia... Tapi memang karena gaya ceritanya yang ngedukung, temen-temen dia yang kasih support, dan kisah cintanya yang interesting banget yahhh, sangat supporting kalau di combine.

Di Kambing Jantan sendiri, dia nyeritain tentang gimana sih kisah dia dari bayi baru lahir, bokap nyokapnya yang ngebesarin dia, habis SMU, Dika (Raditya Dika), yg juga dipanggil Kambing, harus ngelanjutin pendidikan di Adelaide, Australia, ngambil major finance yg ngak sesuai minatnya. Maka dimulailah perjalanan Dika nyari jati diri: apa yg ingin dia lakukan dalam hidupnya sebenarnya? Ketika dia menjalani kuliah di Australia, problem muncul dengan Kebo (Herfiza Novianti), doinya, karena harus menjalani Long Distance Relationship (LDR) *bukan Long Dick Reduction* yg ngebuat pengeluaran keuangan sangat besar, komunikasi yg terganggu, dan kehidupan kuliah yg semakin lama membuat mereka berbeda.



Problem lainnya seperti bagaimana Dika mengalami kesulitan dalam belajar, dan kemunculan Sally Dickson, dosen bule yg lebih mirip tentara wanita, menambah dilema si Kambing dalam menyelesaikan masalah LDR dan finance (dalam dua arti sebenarnya: kebutuhan finance-nya dan sekolah finance-nya).

Pertemuannya dengan seorang teman SD, Ine (Sarah Shaftiri), yg membaca blog Dika berjudul “Kambingjantan”, membuka pikirannya bahwa dia bisa saja jadi penulis komedi. Sedangkan, persahabatannya dengan Harianto (Edric Tjanra), anak Kediri yg juga LDR dengan doinya, menambah keyakinan Dika untuk terus menentukan: hidup seperti apa yg dia mau? Karakter-karakter pendukung lainnya, seperti Mama Dika, adalah cerminan ibu yg berharap banyak pada anak sulungnya, “mama jaman sekarang” yg merasa sangat mengenal anaknya ternyata harus mengakui bahwa anaknya memiliki “kelebihan” lain. Papa Dika dan Adik-Adik Dika menjadi karakter-karakter yg memperkaya unsur komedi cerdas yg ada dalam film ini.



Sampe pada akhirnya, Dika harus ngomong jujur ke mamanya kalau dia sebenernya gak tertarik sama Finance dan mau jadi penulis... Hahhaa, dan buku kambing jantan yah buku pertama yang support tujuan hidup itu! Dan film ini ngajarin gua banget kalo kita itu harus bener-bener yakin kalau mau sukses di hidup itu bukan masalah duit banyak doang, tapi pertama lo harus enjoy dengan apa yang lo lakuin, dan success will follow you later.

Jadi, pastiin dulu kalau lo udah ada di jalan yang tepat. Hal kedua, masalah romansa nih film ngajarin gue kalau lo harus membuat keputusan dalam cinta... gak boleh 1/2 1/2. Jadi, tentuin siapa sih yang mau lo jadiin orang disamping lo satu-satunya... hahaha *padahal gue masih Jomblo aja*

Okaay, hal kedua yang gue bahas adalah tentang film "Marmut Merah Jambu". Nahh, tadi jam 2 siang gue baru mulai nonton nih film. Apa yang gue pelajari? tunggu, gue mau nyeritain awal ikhwal nih film dulu sebelumnya... Dika (Raditya Dika) yg datang ke rumah Ina (Anjani Dina) seorang gadis yg merupakan cewe yang dia kagumi pertamanya sewaktu SMA. Disaat itu Dika juga membawa seribu origami burung bangau di tangan kanannya, dan undangan pernikahan Ina di tangan kirinya. Tapi ngenesnya, hari esok adalah hari penikahan Ina. Kedatangan Dika ngak diterima dengan baik oleh Bapak Ina (Tio Pakusadewo) yg curiga kedatangan Dika hanya untuk kasus doi lama yg belum selesai dan berpikir bahwa Dika ingin menggagalkan pernikahan Ina. Dika pun nyeritain tujuan kedatangannya yg sebenarnya.



Kemudian kita flash back dulu melihat bagaimana masa lalu Dika (Christoffer Nelwan), dia berteman akrab sama Bertus (Julian Liberty). Pada masa ini, Dika SMA diem-diem suka sama Ina. Baik Dika dan Bertus sama-sama sadar, untuk mendapatkan cewek di sekolah, mereka harus populer. Untuk itu Dika dan Bertus ngebuat grup detektif bersama Cindy (Sonya Pandarmawan). Mereka nyelesain kasus-kasus absurd yg terjadi di sekolahnya.

Semakin banyak kasus yg terselesaikan, semakin dekat Dika dengan tujuan akhirnya yaitu jadian dengan Ina. Di masa sekarang, seiring dengan Dika bercerita, seiring itu pula dia sadar ada sesuatu hal yg belum selesai dari kasus detektifnya dulu ...Jadi, akhirnya bokap Ina yang pada awalnya jutek banget sama dika, jadi baik banget habis ngedengerin ceritanya (dari pagi-malem si dika ngobrol sama bokap Ina). Terus, habis pulang dika ngajak Bertus ketemuan dan dibawalah ke sekolah SMA nya dulu...



Terus, datanglah dika ke pernikahan Ina, dia nyari Cindy. Dan akhirnya Dika bilang kalau dia baru ngerti apa kasus itu, yaitu tulisan di tembok dengan gambar marmut merah jambu itu adalah pernyataan dari perasaan Cindy ke Dika. Dan, arti marmut merah jambu itu, marmut selalu muterin roda dan gak kemana-mana, begitupun cinta pertama waktu SMA.

Dika pun ngajak berhenti muterin roda, dan melanjutkan kisah bersama Cindy... Lumayan ngena di gua satu hal. Yaitu, lo jangan sampe mendem perasaan ke orang yang lu bener-bener suka secara tulus. Tapi, nyatain perasaan lo ke dia dengan cara dan waktu yang tepat, sebelum terlambat dan lo nyesel abiss... HAHAHAHA...

Oke, akhir cerita, dari 2 film yang gue tonton. Konklusinya, kisah hidup kita gak akan semulus yang kita mau. kita perlu membuat keputusan dan aksi nyata untuk apa yang kita mau dan perjuangin. Hasil dari perjuangan itu juga gak akan se-instan yang kita mau *kayak indomie rebus*. Tapi yah, jalanin aja dengan semangat, kalau ke depan, semua bakal lebih baik...

Good night!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar